Perkembangan Emosi Anak SD dan Cara Mengendalikan Emosi Anak

Saat masuk SD, si Kecil akan memasuki tahap kehidupan yang baru. Pada masa inilah perkembangan emosi anak SD menjadi lebih kompleks diba...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
12 May 2022


Saat masuk SD, si Kecil akan memasuki tahap kehidupan yang baru. Pada masa inilah perkembangan emosi anak SD menjadi lebih kompleks dibandingkan saat TK. Dan biasanya kemampuan anak untuk mengenali dan menilai emosi akan lebih terasah.

Pemahaman emosi adalah tugas sosial yang sangat penting, agar anak dapat merespon kejadian di sekitarnya dengan emosi yang tepat. Tanpa hal ini, akan sulit bagi anak untuk menempatkan dirinya di lingkungan sosial dan memiliki sikap prososial.

Akhirnya anak teralienasi, bertengkar dengan teman, atau mengganggu proses pembelajaran di kelas1. Ibu juga perlu belajar cara mengendalikan emosi anak SD, sehingga ia bisa tumbuh dengan kepribadian yang matang. Ada pula yang mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi anak menurun dari orang tuanya. Namun, hal itu perlu dipahami lebih lanjut.

Tahap Perkembangan Emosi Anak SD

SD adalah masa sekolah yang paling panjang. Anak mengalami masa kanak-kanak, pra pubertas, dan remaja awal selama di bangku Sekolah Dasar. Di sinilah interaksi sosial anak berkembang pesat. Ia punya teman-teman baru, dan mulai menjalin memiliki hubungan jangka panjang. Hubungan pertemanannya pun lebih kompleks, dan pastinya diwarnai dengan selisih paham2. Untuk bisa membantunya melewati tahap penting ini, tentu Ibu perlu memahami tahap perkembangan emosi anak SD sesuai usianya, serta cara mengendalikan emosi anak SD yang mungkin meletup-letup.

Usia 5 – 6 Tahun

Sebagian anak masuk SD di usia 6 tahun. Di usia ini, bermain bersama teman sebaya menjadi hal yang sangat menyenangkan baginya. Untuk itu, jangan memperlakukannya seperti bayi lagi. Di usia ini, si Kecil sudah bisa, lho, mengikuti peraturan dan perintah sederhana. Ajarilah kemampuan sosial dasar seperti meminta maaf, dan menghargai orang lain2

Usia 7 - 8 Tahun

Ini usia umum anak duduk di kelas 1 dan 2 SD. Pada masa ini, anak makin memahami arti pertemanan, dan mulai memiliki teman akrab atau sahabat. Ia akan belajar mengatasi masalah yang lebih rumit. Rasa tanggung jawabnya pun makin berkembang . Alih-alih memanjakan dan mengurus segala keperluannya dari A – Z, berikanlah si Kecil kepercayaan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga sederhana2.  Misalnya merapikan kamar, serta menyiapkan buku dan seragam sendiri. Ini akan melatihnya untuk lebih mandiri dan bertanggungjawab.

Usia 9 - 10 Tahun

Di kelas 3 dan 4, Ibu mungkin menyadari anak lebih mengutamakan teman ketimbang keluarga2 . Ini tahap perkembangan anak SD yang harus Ibu terima dengan lapang dada; anak bertambah dewasa dan dunianya makin luas. Inilah periode di mana anak makin mandiri dan mulai membuat keputusannya sendiri.

Mungkin tidak mudah bagi orang tua ketika anak tidak lagi begitu saja menuruti ucapan kita. Di satu, sisi kita ingin anak tumbuh menjadi pribadi yang bebas dan mandiri, tapi di sisi lain kita pun tetap perlu menanamkan nilai-nilai positif. Yang bisa Ibu dan Ayah lakukan adalah memberinya ruang untuk mandiri, sekaligus mengajarkan batasan sesuai aturan dan nilai-nilai di rumah. Keseimbangan ini akan membuat anak lebih percaya diri serta menghargai dirinya sendiri dan orang lain2.

Tips Cara Mengendalikan Emosi Anak SD

Merasa emosi dan marah adalah hal yang manusiawi. Yang penting kita bisa mengendalikan amarah, dan bukan sebaliknya. Lalu, bagaimana cara mengendalikan emosi anak SD? Memang bukan hal mudah, tapi itu tanggung jawab kita sebagai orang tua, kan? Studi membuktikan, anak yang diajarkan cara mengatasi emosi oleh orangtuanya, lebih mampu mengendalikan dan menghadapi emosi pribadi dan orang lain3.  Beberapa hal berikut ini bisa Ibu lakukan:

1. Bantu Anak Mengenali Tanda Amarah

Saat marah, biasanya jantung berdetak lebih cepat, otot-otot menegang, tangan mengepal, serta gigi gemeretak. Dengan mengenali tanda-tanda amarah secara dini, anak punya kesempatan untuk memikirkan cara mengendalikannya, sebelum emosi meledak tak terkendali4

Baca Juga: Melatih EQ dan Perkembangan Emosi Anak

2. Cari Solusi Bersama

Bangunlah komunikasi dengan anak untuk mengatasi kemarahannya bersama-sama. Dengan cara ini, anak akan paham bahwa yang jadi masalah adalah kemarahannya, bukan dirinya. Namun tidak semua anak mau terbuka membicarakan emosinya. Cobalah melibatkan diri dalam kegiatannya, misalnya ikut bermain dengannya. Ini akan membuat anak nyaman dengan kehadiran Ibu, dan mau membuka dirinya5. Yakinkan anak bahwa Ibu dan Ayah akan selalu mendukungnya, sehingga tak perlu takut menceritakan masalahnya.

3. Ajari Anak Cara Mengendalikan Emosi

Berikut ini tips yang bisa Ibu ajarkan ke anak, saat rasa marah mulai menghampirinya: bernapas pelan sambil menghitung sampai 10, meninggalkan area konflik, membuka dan mengepalkan tangan untuk mengurangi ketegangan, mencari tempat untuk menenangkan diri, dan berbicara dengan orang yang ia percaya4. Atau mengalihkan amarah dengan melakukan aktivitas yang lebih positif, misalnya bermain di taman, atau berjalan kaki di alam terbuka juga akan meredakan emosinya.

Memang sebuah tantangan tersendiri menghadapi anak yang emosi. Tetap sabar ya, Bu. Agar anak lebih rileks, ibu bisa mengajaknya ngobrol sambil menyuguhkan susu hangat favoritnya. Bebelac 5 dengan kandungan DHA, omega 3 dan 6, akan membantu pertumbuhan sel-sel otak si Kecil. 


Referensi

  1. Lisa K. Maguire, et al. (2015). Emotional development among early school-age children: gender differences in the role of problem behaviours. Retrieved from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4975098/ [Diakses 21 November 2020].
  2. Fatima Malik dan Raman Marwaha. (2020). Developmental Stages of Social Emotional Development In Children. Retrieved from: ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534819/ [Diakses 21 November 2020].
  3. Donna K. Housman. (2017). The importance of emotional competence and self-regulation from birth: a case for the evidence-based emotional cognitive social early learning approach. Retrieved from: https://ijccep.springeropen.com/articles/10.1186/s40723-017-0038-6 [Diakses 21 November 2020].
  4. NHS. (2020). Dealing with child anger. Retrieved from:  https://www.nhs.uk/conditions/stress-anxiety-depression/dealing-with-angry-child/ [Diakses 21 November 2020].
  5. NHS. (2019). Talking to Children About Feelings. Retrieved from:  https://www.nhs.uk/conditions/stress-anxiety-depression/talking-to-children-about-feelings/ [Diakses 21 November 2020].


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait